Rabu, 23 Maret 2016

Tindakan Perubahan (Apa Kabar Negeriku 2)

   Sejenak termenung dan membiarkan otak dan hati berbicara.Gesekan yang muncul dari keduanya membuat diri bergetar, otak terkadang berpikir egois selalu inginmenghalangi suara hati kecil yang berbual lebih baik. Namun, dari gesekan itumunculkeputusan tegas,bahwa diri ini mebutuhkan basic, danmental yang kuat dalam menghdapi kerasnya kehidupan mendatang. Karena besi terbentuk dari tempasan yang panas hingga menghasilkan manusia berkualitas.

    Persaingan sengit antar individualisme yang mungkin dapat menenggelamkan masa depan ke dalam lautan kehidupan yang kelam dan suram, jika tidak adanya kemampuan lebih. Mengambil tindakan keputusan yang pasti di dasarkan dengan tindakan positif yang mengarah akan kemenangan di masa mendatang, tanpa menaruh janji kosong, tapi dengan komitmen yang pasti

     Ada satu kalimat sederhana dari keyakinana agama yang mempunyai nilai lebih untuk berjuang "JIHAD". Terdengar singkat, memang hanya satu kata pendek yang mungkin saja hanya segelintir manusia yang memahami betul apa arti kata tersebut. Dan mungkin,hanya sedikit manusia yang ingin memahami apa artinya. Diri ini dipaksa untuk berikap dengan menjadikan kalimat sedrhana itu bermakna besaruntuk mematai masa depan yang tak melihat dari gender! Keturunan ! Harta ! Karena kesuksesan tak pernah memandang ! Ia hanya tertuju pada seseorang yang memiliki kemauan ! Siap melaksanakan perjuangan ! Dan berani menerima kegagalan di tengah proses perjuangan, bahkan menitikkan air mata atau darah sekallipun !

    Hidup ini mengajarkan kita untuk terus bermimpi dan menjadikannya pondasi menuju kesuksesan melalui cita-cita. Hembusan nafas tiap detiknya seakan mempertegas diri ini untuk menciptakan tujuan yang pasti.

    Terkadang tak jarang segelintir orang beranggapan akan misteri bercita-cita tinggi, karena beranggapan bahwa dirinya tak sanggup untuk meraih. Merasa hanyalah khayalan dalam bentuk tertawaan semata. Padahal belum ada tindakan dalam bentuk mencoba, karena terangnya alasan kenapa seseorang tidak pernah meraih cita-citanya, adalah karena dia tidak mendifinisikannya, tidak mempelajari dan tidak pernah serius dalam berkeyakinan,bahwa cita-cita itu dapat tercapai....saya ingin berbagi sedikt pengalaman.

    Sekitar Februari 2013, seorang rekan saya melakkan perjalanan dengan tujuan mencari suatu pengalaman ke salah satu kota wisata, yaitu Pulau Bali. Melihat aliran kota yang begitu indah, tak heran bahwa kota ini adalah salah stu destinasi liburan para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.

    Terus menyusuri perjalanan dengan berjalan kaki tak jarang, memandang jajaran gedung megah yang berjajar mewarnai sepanjang kota itu. Terbersit dalam pikiran,untuk membangun gedung-gedung megah itu, perlu perjuangan ekstra sebelum mewujudkannya dalam bentuk genggaman. Ini bukan mustahil, tapi bersifat riil dalam pandangan, pasti ada titikan air mata di balik gagahnya bangunan itu.

    Perjalanan yang cukup panjang, mengakhirkan langkah ke pusat wisata di Bali, Kuta. Keeksotikan birunya laut nusantara itu menjadi bukti kebesaran Tuhan.

    Di tengah menikmati suasana pantai, rekan saya berkenalan dengan seorang lelaki separuh baya yang berasal dari Jerman, dan kebetulan beliau adalah turis muslim yang sedang mengembangkan usahanya di Bali. Perbincangan mereka saat itu, seakan menjadi jalur informasi, bahwa beberapa saham yang beliau tanam di beberapa restoran dan hotel ternama bukanlah hal yang mudah bermodalkan dasar keyakinan bahwa dunia ini selalu terbuka dalam memberikan kesempatan..Pasti selalu ada jalan dalam pencapaian,sesulit apapun itu...

    Terangnya,sebenarnya setiap dari kita memiliki ketahanan hati yang lebih besar dari dugaan kita semua. Karena orang besaryang bijaksana terlahir bukan semata karena pengalaman hidupnya. Melainkan berdasar pada sikap dan kapsitasnya terhadap pengalaman tersebut. Ketika kita mau berkorban dalam berjuang, ketika itu juga kitamampu mengecap kesuksesan ! Kita sanggup melakukan perubahan bukn hanya dari lisan. Tapi, melalui TINDAKAN    

Apa Kabar Negeri Ku ???

    Assalamu'alaikum para petinggi negara... Apa kabar perekonomian negeri ini ?? Bagaimana keadaan rakyatmu ?? Sudahkah ada bukti nyata dari janji-janjimu ?? Tahukah anda para pejabat yang terhormat, anda semua tersenyum lebar bahkan tertawa, atau mungkin...membunuh manusia-manusia kecil yang tak berdosa di berbagai pulau pulau yang terhampar di Bhineka Tunggal Ika ini dengan keserakahan dan kekuasaan yang anda kejar, bahkan gelimng harta yang anda jadikan bak nafas yang menjadi patokan hidup yang tak akan bisa hidup tanpanya.

    Janji yang tak berkomitmen pasti !! Perekonomian yang semakin merosot !! Tingkat kematian penduduk yang kelaparan, terus bertambah setiap harinya !! Kemana semua rupiah yang cairkan dengan maksud membawa perubahan rakyat ?? Bagaimana bisa rupiah negeri ini terus menurun, sedangkan saldo rupiah rekening anda semakin melejit !! Perut yang semakin membengkok !! Bahkan,.. hingga tempat tinggal yang semakin tinggi bak istana di tengah gubuk yang rapuh !! Mungkinkah anda semua tidur ?? Atau mungkin anda semua terbangun dengan hati yang redup ??


    Hakikatnya negeri ini sangat kaya, hanya mungkin saja tertutupi dengan kemiskinan hati dan pemikiran, yang tak dapat berbuat banyak untuk masalah menyedihkan yang tak pernah berujung pada pembahasan. Sebagai generasi muda, hanya dapat mengevaluasi dalam bentuk pandangan, melakukan gerakan positif yang otmatis dapat menghasilkan perubahan di kemudian harihingga tiba saatnyagenerasi kami akan maju, dan mampu menggeser mereka-mereka yang hanya sekedar menaruh janji, dengan menciptakan perbaikan di negeri ini menjadi lebih baik.

Betapa kaya dan mirisnya negeri ini....
   


Miris rasanya malaikat para pemuda pemudi negeri ini hanya hanyut dalam kesulitan demonstrasi yang tak berfikir panjang akan waktu yang mereka habiskan untuk menghujat petinggi-petinggi negeri ini yang pada akhirnya berujung pada tuntutan yang terdengar bahkan timbul pencucuran darah demi mengemisapa yang seharusnya menjadi hak mereka. Bukankah itu sama halnya dengan membunuh generasi masa depan???

    Umur yang semakin bertambah mengajak diri untuk semakin peka terhadap kerikil-kerikil bahkan bebatuan yang ada dalam bentuk nyata tepat di depan mata. Yang akan menjadi rintangan besar dalam proses kesuksesan yang indah.

    Awalnya berlogika,bahwa ini adalah permainan hidup semata. Tapi nyatanya keadaan hidup yang keras diluar sana seakan berteriak bahwa pernyataan yang benar-benar salah karenamemangpada hakikatnya hidup harus mempunyai tujuan yang pasti !!!!

   Kekhawatiran bukan terletak pada tindakan apapun,. Yang mencemaskan adalah tindakan yang lamban. Ketika membaca situasi ini,terlalu memanipulasi, hingga terciptanya pemikiran-pemikiran singkat yang tak menjamin seseorang bertahan dalam lingkup persaingan yang kuat atau  mungkin lebih untuk memasrahkan diri di bawah kendali para petinggi negeri ini. Layaknya kotoran yang selalu mengikuti arus aliran sungai tanpa bisa membantah sedikitpun.

   

Selasa, 22 Maret 2016

Serpihan Hati

Tepat dua musim kulalui sendiri

Hanya berteman bayanganmu disiniBersama bekas sakit di hatiYang kau torehkan kemarin pagi Aku harap kau tak tahuBetapa diri ini mencintaimuTerlena oleh janji manismuTerbuai dalam belaianmu Sekarang…Aku terdiam disiniMenggumamkan hal yang tak pastiDan berharap…Kau tak datang lagi







 

Kau Gadisku

Sebagai penulis kacangan yang baru ngeluarin satu buku kurang best seller, aku mencoba peruntungan baru sebagai pencetus ide video klip untuk sebuah band yang lagi naik daun (ulet kali ah). Jadi emang lagi beruntung atau beruntung lagi emang, salah seorang teman yang aku kenal di penerbitan mempunyai keluarga yang merupakan sutradara. Si bapak Sutradara ini lagi nyari konsep dan ide cerita untuk pembuatan video klip baru RISE. UWOOO!!! Aku langsung jerit-jerit enggak jelas kayak orang gila di terminal-terminal.
“ RISE? Yang anggotanya Kenzie Javaz, Reza Jasson, Bramansyah, sama Ardian Putra. Yang terbentuk tanggal 10 April 2010?” Aku histeris sendiri.
Lisa mangap selebar pintu mobil, kemudian mengangguk sembari tanganya meraih botol kaca persiapan buat nimpuk kepalaku, kali-kali aja temennya ini mendadak terkena kegilaan akut lantaran ditawari bikin Video klip bareng RISE. Aku memegang kedua pundaknya, dan menggoyang badannya sambil menjerit.
“MAU!!!” Dengan semangat ’45 yang lebih mirip orang bentak ketimbang seneng.
Sekarang aku lagi duduk di meja putih berbentuk oval bersama orang-orang yang terlibat dalam proses pembuatan Video Klip. Cuma dari personil RISE ada satu orang yang belum dateng.
TOK-TOK
Pintu diketok. Aku mencondongkan badanku ke depan untuk memastikan siapa yang datang. Kursiku yang beroda ini makin lama makin menjauhi meja dan berat tubuhku berpindah ke depan. Tepat saat  Ardian masuk, 
BUKK
Aku tengkurep mengenaskan di lantai. Saat aku mendongakkan kepala, aku bisa liat lubang hidung  Ardian dari bawah sini. Lubang hidungnya pun so cute (apa coba). Aku menunduk malu. Merem melek mata ini. Aku gak berani berdiri, tapi harus berdiri. Kalo bisa bertelepati kayak pendekar zaman dulu, aku pasti sudah baca ajian kanuragan untuk menghilang secepatnya dari sini, dan kembali ke beberapa saat sebelum terjadinya proses pemankzulan rasa percaya diri ini.
Aku berdiri, dan terus menunduk. Beberapa personil RISE berdesis pelan menahan tawa. Pak Sutradara dan krunya malah ngakak berjamaah. Aku Cuma manyun seribu gaya.  Aku menegakkan kursiku dan duduk kembali di atasnya.  RISE berjalan menuju kursi kosong di depanku. Aku mengeluarkan buku dari dalam tas coklat, dan menutup wajah inocentku dengan buku itu. semua orang terdiam.
“ Loh,kok pada diem sih? Sehebat itu kah kekuatan bukuku ini. Tapi ini bukan Yassin atau buku fisika. Kok semuanya diem?” Aku berbisik pelan.
Cowok berbehel yang duduk di sampingku menunduk dan ikut berbisik, “Kamu baca buku begituan?” Tanyanya.
“hah!” Aku langsung menoleh dan olala muka Kenzia Cuma berjarak lima centi dari mukaku. Aku langsung buang muka kearah berlawanan. Dan menggigit bibir bagian bawahku. Lalu dengan penuh percaya diri aku melihat buku di tanganku.
Aku Cuma mangap dan jadi patung yang pas itungan ganjil baru gerak. Kenapa majalah pria dewasa ada di dalam tasku. Aku langsung melihat tasku, kok warnanya coklat tua. Tasku kan warna coklat muda? Jangan-jangan, aku salah bawa tas! OMG, berarti aku bawa tas Kak Adit,kakaku. Adududu, bener-bener deh malu-maluin banget. Masa’ cewek baca yang begituan. Mereka bisa ngira aku ini cewek pecinta sesamajenis. Oh NO! Setelah semuanya berkumpul, Pak Sutradara mulai membicarakan soal syuting hari ini. Karena jadwal anak-anak RISE yang padat kayak beton, syuting diperpanjang menjadi tiga hari di tiga lokasi berbeda. Lokasi pertama di sebuah sekolah, lokasi kedua di halte bis, lokasi ketiga di studio.
Selama pak sutradara cuap-cuap aku Cuma diem dan terus nahan malu. Aku gak berani liat siapa pun terutama Ardian. Dia dan member RISE yang lain pasti langsung illfeel sama aku. Hiks,hiks. Aku terus mewek. Rasanya kalo gak ada orang di sini, airmataku udah langsung mau crott keluar dari persembunyiannya.
“Kau setujukan  Aida?” Tiba-tiba pak sutradara langsung nanya aja ke aku. Aku yang daritadi gak nyimak, Cuma bilang iya-iya dan ngangguk gak beraturan. Aku melirik Ardian dan terus memperhatikannya. Matanya, gayanya, suaranya, senyumanya, semuanya aku suka.
“Baiklah kalo begitu, syuting hari ini kita mulai”
Pak sutradara berdiri dan keluar ruangan, semua orang mengikuti. Aku menyelempangkan tas coklat salah bawa ini, lalu berdiri dan berjalan lesu menuju pintu. Waktu mau keluar, dicky menghampiriku dan menyodorkan tanganya. Aku melihat wajahnya yang sedang tersenyum ramah.
            “ Hi, aku Bram”
            Aku menyambut tanganya, “Aida”
            “Vian Aida? Pengarang novel Bahagaiku kan?” Tanyanya. Aku ngangguk. Wah, dia tau juga sama novel kacangan aku yang gak best seller. Bram ramah banget. Dia cerita tentang novel aku, dan tentang tokoh-tokoh didalamnya. Kami lalu berjalan beriringan keluar kantor dan menuju tempat parkir.
            “Ikut mobil kami yok, Aida?” Ajak Bram.
            “Hah!” Aku kaget dan pura-pura nolak, padahal dalam hati pengen banget. Kalo bisa di dalam mobil aku dipangku sama Ardian, dikipasin Kenzie, dinyanyiin Bram, dan cerita sama Reza. Hahaha. Dan akhirnya setelah penolakan setengah hati, aku yang gak bisa nolak, naik dan semobil dengan anak-anak RISE. 

            Aku duduk tegang dan gak berani buat nyenderin badan di kursi. Ke dua tanganku memegang pahaku. Sebenernya duduk dengan posisi begini bener-bener menguras tenaga dan energy. Cuapek deh! Aku melirik ke Reza yang lagi ngerjain PR kayaknya. Aku perhatiin Reza yang keliatan bingung. Reflex aku nunjuk sebuah angka dan mulai cuap-cuap tentang rumus. Reza ngangguk-ngangguk waktu dengerin penjelasanku.
            “Wah makasih ni udah diajarin” Reza tersenyum sambil pamer gigi kelincinya yang kinclong.
            “Namanya  Aida. Dia ini novelis.” Ucap Bram. Yah, jadilah saat itu aku berkenalan dengan keempat personilnya termasuk  Ardian. Aduh, aku gak mau cuci tangan ah! Turun dari mobil, para kru sudah sibuk mempersiapkan semua peralatan. Para member RISE mempersiapkan diri. Aku mundur teratur dan mendekati Pak Sutradara melakukan semua yang dia pinta, lalu berdiskusi tentang setiap scene hari ini. Saat sedang asing ngobrol, pandangan aku beralih ke tiga orang cewek cantik yang duduk di deket member RISE. Mereka itu model video klipnya, aku yang menawarkan mereka kepada Pak Sutradara. Beberapa saat sebelum syuting dimulai, member RISE berlatih gerakan mereka untuk VC ini.
            “Sudah sana kau siap-siap!” Perintah Pak sutradara.
            “Aku sudah sangat siap 200% Pak” Ucapku penuh semangat.
            “Siap apanya! Kau mau jadi model Video Klip dengan dandanan begini” Pak Sutradara geleng-geleng.
            “Apa! Jadi model video klip” Aku berteriak. Lalu tertawa dan memukul pundak Pak sutradara, “Bapak ada-ada aja deh” Aku terkekeh.
            “Lah, bukannya kamu tadi udah setuju”
            “kapan?”

“Pas di kantor. Aku kan sudah bilang, modelnya mendadak sakit dan gak bisa hadir hari ini. Jadi daripada bingung nyari model baru mending saya pilih kamu. Tenang, bayaran sebagai ide cerita dan model terpisah. Jadi gajimu bakal gede’” Pak Sutradara berlalu meninggalkan aku dan menghampiri seorang tukang make up. Gak berapa lama mukaku udah di vermak, pake baju dan flat shoes lucu. aku suka aku yang sekarang! Hehehe
            Fuh
            Aku menghela napas panjang. Syuting pun dimulai dengan aksi Kenzie dan Bram di depan mading bersama 2 cewek cheersleader,sambil nyanyi lagu gadisku. Terdengar teriakan cut,exaction,bagus, mundur, masuk. setelah aksi kenzie dan Bram selesai, kami pindah ke perpustakaan sekolah yang gede banget. Aku terbelalak waktu ngeliat buku yang super duper banyak berjejer rapi di lemari perpus.
            “ Ardian, Milla, Reza, Aida siap-siap” Perintah Pak sutradara. Aku jadi mendadak pengen pup nih! Aduh. Pak Sutradara mendekati ketiga cowok dan cewek ganteng itu, dan menjelaskan apa yang harus mereka lakukan. Lalu dia menoleh dan melihat aku yang masih berdiri tegang kayak botol kecap.
            “  Aida,cepet sini!” Panggilnya. Aku lalu berjalan dengan kaki kanan dan tangan kanan yang seirama persis kayak robot. Dengan wajah tegang aku mendekati mereka.
            “Mungkin Aida yang lebih ahli menjelaskan scene kali ini” Pak Sutradara menepuk pundakku dan mendorongku maju. Aku garuk-garuk pipi tembemku. Aku pandangi tiga wajah yang menanti penjelasanku. Milla, model remaja yang lagi naik daun ini terlihat lebih cantik dari yang di foto. Aku menarik napas, lalu mulai menjelaskan.
            “Jadi nanti  Ardian dan Milla duduk di sini” Aku menunjuk kursi di depanku.”Nanti Milla jelasin soal di buku, nah Ardian bukannya ngeliatin buku malah ngeliatin Milla sambil nyanyi, lagunya kan nanti diputerin yah! Terus di sebelah Milla nanti aku duduk, pas bagian Reza nyanyi, dia dateng dari seberang meja sambil ciat wacaw memutar badannya di meja.” Aku bergaya pencak silat. Mereka melihatku, “Yah maksudnya bukan pake jurus pencak silat tapi ngelinding yang atraktif.”
            “Kayak gini” Reza berjalan ke seberang meja dan mulai mempertontonkan aksinya, dia mengelinding dan berhenti tepat di depanku. Aku bertepuk tangan dan menepuk kepalanya, “Anak pintar” ucapku sambil tersenyum. “Terus abis kamu ngegelinding kayak bola salju, kamu duduk di sampingku. Lirik yang kamu nyanyiinkan ada kata seharum rambutmu kan, yah kamu apa gitu mesra-mesraan sama aku sambil ngelus rambutku. Gimana? Ngerti semuanya” mereka saling memandang dan mengangguk. Aku lalu berbalik dan berkata pada sutradara, “Mari kita mulai”
            Selesai scene ini, syuting dilanjutkan dengan aksi Bram yang ngerap buat ngegodain anak basket cewek. Dan tepat jam 1 siang, syuting selesai. kami makan siang bareng di lokasi syuting. Saat lagi asyik makan, Ardian mendekatiku dan ngajakin kami ngobrol. Seru pisan euy! Kami ngakak berkepanjangan dan cerita banyak hal.
            “Sampai jumpa di syuting selanjutnya” Ardian menyapaku sebelum dia pergi dengan mobilnya bersama personil RISE yang lain. Aku menoleh ke belakang dan mendapati lokasi sudah sepi. Gak ada satu orang pun di sini! TOLONG!!!!
            “HEI TUNGGU!” Seseorang berlari mengejar mobil RISE. Dia lalu berhenti di depanku dan kelelahan. Dia ngepor mengenaskan di aspal. Aku mendekatinya dan melihat wajahnya yang kelelahan.
            “ Kenzie” Gumamku, “Kau ditinggal juga yah?” Tanyaku.
            “Kamu” dia menunjukku, aku Cuma nyengir kuda. Kami lalu berjalan untuk mencari taxi atau angkot atau apalah yang bisa bawa kami pulang. Kenzie sendiri abis ini masih ada jadwal manggung, jadi dia harus buru-buru. Setelah jalan cukup jauh, kami akhirnya menemukan taxi dan langsung caw ke rumahku baru ke tempat RISE manggung. Tapi pas sudah di dalam taxi, mataku terasa berat dan akhirnya aku tidur.
Aku terbangun saat mendengar alunan musik khas RISE dari atas panggung. Saat membuka mata, aku udah berpindah dari taxi ke sebuah mobil. Mobil anak-anak RISE nih! Kok bisa!
            PLAK
            Aku mukul jidatku, “Koplak bener sih,aku tadi ketiduran sebelum ngomong alamatku dimana” aku melihat pakaianku dan meraba-rabanya. Alhamdulillah masih lengkap. Aku membuka pintu mobil dengan mata yang masih merem melek, berjalan sempoyongan menuju panggung. Samar-samar aku liat RISE berpose di akhir lagu mereka. Semua ABG cewek jerit-jerit histeris. Aku kembali lagi ke mobil untuk mengambil tasku lalu pergi meninggalkan mereka. Maklum kayaknya mereka sibuk banget ngurusin fansnya. Jadi aku gak sempet mohon pamit dan ngucapin terima kasih sama mereka yang udah mau nebengin aku.
            Sebelum hari syuting, aku bela-belain buatin anak-anak RISE kue coklat dengan sereal sebagai ucapan terima kasih sudah nebengin aku. Besoknya, dengan penuh rasa bangga aku kasihlah itu kue ke anak-anak sm*sh. Reza yang paling doyan makan kueku. Dia malah pengen nyulik aku ke rumahnya buat bikini dia berton-ton kue coklat. 
            “Aida” Aku menoleh ke sumber suara yang memanggilku dan mendapati Ardian. Aku hampiri dia. Dan tersenyum sok dimanis-manisin.” NIh” dia memberiku sebotol obat yang ada tulisan cinanya.
            “Ini apa?” Tanyaku.
            “Itu vitamin buat kamu minum hari ini biar gak lemes lagi abis syuting. Muka kamu kemarin keliatan pucet jadi kita gak tega bangunin kamu dan aku minta Kenzie buat ngegendong kamu ke mobil anak-anak RISE. Vitamin ini rekomendasinya Kenzie.” Ihi,aku digendong Kenzie.
“Ah!” Aku mengambil vitamin itu,” Bilang sama Rafael Gong Kenzie” Ucapku dengan wajah polos. Ardian menanggapinya dengan tawa. Aku makin deg-deg serr pas liat tawa manis Ardian. Udah deh Ardian jangan ketawa terus, bisa-bisa jantungku melompat keluar. Setelah hari itu aku semakin deket sama member RISE. Mereka sih paling suka sama masakan aku terutama Reza yang kayaknya kepelet sama kue-kue coklat kreasi penulis kurang best seller ini. Tapi dari semua member aku paling nyambung sama Kenzie. Kita sering ngobrol, Kenzie banyak cerita soal cewek incerannya yang lumayan cuek dan sering minta saran sama aku yang juga rada cuek.
Sedangkan aku sedikit-sedikit mancing Kenzie buat ngasih tau semua hal tentang Ardian. Walopun syuting sudah selesai, aku masih suka tu diajakin anak RISE ke basecampnya Cuma buat sekedar masak atau dengerin curhatnya Kenzie, ngajarin Reza, dan ngeliatin Ardian. Hehehe. Tapi, udah hampir 1 minggu aku gak jumpa sama mereka karena RISE sibuk manggung buat promo album mereka ke luar kota. Jadi kangen sama senyumnya Ardian. Aku menghela napas panjang saat membuka toko music. Aku mulai berjalan lesu memperhatikan CD yang ada di lemari. Aku terdiam memandangi sebuah CD band dan memandangi wajah cowok berponi di depannya yang tersenyum manis.
“Aku Kangen banget sama kamu Ardian” Gumamku pelan. Lagu better than love dari sherina mengalun ke seantero toko. Aku tersentak dan menghanyati setiap bait lagunya. Dari dulu sampe sekarang lagu ini bermakna dalam buat aku. Bener-bener menusuk liriknya.
Seemed imposible, seemed absurd
I didn’t even know you before
Kept my distance closing in
I don’t mind caressing your skin

What did you say, what did you do
Somehow I feel I’m enchanted by you
Flying high on the mountain high
Suddenly you look as bright as the sky
Itu sebagian dari lirik lagunya (mau info lebih lanjut silahkan Tanya mbah google). Ini lagu aku persembahin buat Ardian deh. Aku keluar dari toko music tanpa membeli satu kaset atau Cd apa pun. Saat aku keluar aku yang tadinya lesu tersenyum sangat lebar dengan mata yang berkaca-kaca. Aku gak percaya dengan apa yang aku liat, Ardian dan personil RISE yang lain keluar dari sebuah mobil dan menghampiriku. Kakiku terasa kaku, aku pengen meluk Ardian. Ya Tuhan rasanya seminggu lama banget, waktu terasa lama berdetik kayak waktu belajar Fisika di SMA. Waktu mau berjalan dan menghampiri Ardian, Reza dan Bram udah keburu meluk aku.
“Aku Kangen banget sama Aida” Ucap Bram
“Sama aku juga” Ucapku sambil manyun.
Mereka lalu ngajakin aku ke basecamp dan langsung aja nyuruh aku masak ini dan itu.
“Sebenernya kalian rindu sama aku atau masakanku sih” Aku marah-marah sama mereka.
“Hiy, Aida kalo marah makin manis deh. Pantes si Ard…huft” Ardian langsung menutup mulut Reza yang Nampak meronta. Aku memperhatikan Ardian yang Nampak sedikit malu. Apa mungkin nih cowok..ah gak mungkin. Impossible kelas kakap dia suka sama aku. Eits, kok aku mendadak terkena hasrat ingin vivis nih!
Jadi aku berdiri di depan kamar mandi yang lagi dipake Kenzie.  Ardian datang menghampiri. Dia menggenggam tanganya. Mukanya pucat dan berkeringat. Dia gak berani menatapku.
“Anu Aida” Ucapnya buka suara.
“Apa?” Aku memandanginya, “Oh,,silahkan kau duluan. Aku bisa nunggu nanti.”
“APA!” Ardian tersontak
“Iya, kau mau ke Wc kan. Keliatanya kau terkena sembelit yah? Pasti sangat menyakitkan. Atau wasir? Wah jangan-jangan kau diare karena kebanyakan show” Gumamku sok tau. Ardian Cuma mangap lalu tertawa. Kenzie keluar dari kamar mandi, lalu memandangi kami.
“ Da, ntar temenin aku yah! Ada yang mau aku omongin sama kamu” Ajak Kenzie dengan mata yang memelas yang lebih mirip orang kebelet pipis daripada memelas. Aku ngangguk polos. Ardian menghela napas panjang dan berlalu meninggalkan kami duduk kembali di atas meja makan. Aku pandangi dia dari depan WC(gak enak banget ngobrol depan WC). Malamnya, Kenzie ngajakin aku ke sebuah tempat yang rencananya mau dia pake buat nembak cewek inceranya. Dia meminjam tubuhku ini sebagai inang pengganti ceweknya.
“Milla, aku sebenernya sudah lama suka sama kamu. Apa kamu juga punya rasa yang sama ke aku?” Kenzie menghayati setiap kata. Aku tersipu malu kayak mpok nori yang ketemu cowok ganteng berbadan ade rai. Lalu aku mengangguk.
“Kira-kira Milla nerima cinta aku enggak yah?”
“Dari PDKT selama ini, respon Milla baikkan. Jadi Lanjutkan Ken!’ Aku menepuk pundaknya, dan mengacungkan jempol. “Kapan Milla dateng?”
“Seharusnya lima menit lagi” Kenzie melihat jam tanganya. Lalu berdiri dan mulai mondar mandir kayak laki yang lagi nungguin istrinya brojolan.
“Udah tenang. Kamu ganteng kok ken. Milla pasti klepek-klepek lihat kamu. Lidah keluh dan tubuhnya lunglai, mirip gejala epilepsy.”
“Apaan sih” Kenzie senyum. Milla datang, dan aku menghindar menjauhi dua calon pasangan ini. Aku mengamati mereka dari balik pilar restoran. Milla cantik banget malam ini. Aku membalikkan badan dan bersandar pada tembok. Di depanku ada kaca yang memantulkan penampilanku.
“ Aida, Aida mana mau Ardian sama cewek cuek yang enggak ngerti fashion kayak kamu. Milla mungkin cuek sama cowok, tapi dia bener-bener ahli dalam memoles penampilannya.” Aku keluar restoran. aku langsung mau naik bis. Haltenya ada di seberang restoran, jadi harus nyeberang jalan raya yang padetnya ruarrr binasa. Untungnya ada Pak Polisi yang bantuin para penyebrang menyebrang jalan yang ramai. Waktu ada di tengah perlintasan, seseorang nyolek pundakku.
Aku menoleh,
“Non,dipanggil tu” Seorang bapak ngacungin bibirnya ke seorang cowok di seberang jalan.
“Ardian!” aku kaget, “Ada Apa?” Jeritku di tengah ramai lalu lintas.
“Aku mau TETTTT” Sebuah fuso lewat sambil membunyikan klakson.
“APA”
“Besok aku……racun tikus,racun tikus” seorang penjual racun tikus keliling yang menggunakan motor lewat sambil ngomong lewat toa. Aku mengangkat bahu,tanda gak ngeh sama omongan Ardian. Ardian garuk-garuk kepala, buat poninya berantakan.
“Aku besok…”
Seorang Polisi berdiri di depanku, “Dek,bahaya ngobrol di tengah jalan” tuh bapak berkata dengan suara yang ngebass, lalu nyeberangin aku ke halte.
“Be…sok…”Ardian menggerakkan bibirnya pelan. Aku membca gerak itu dengan seksama, aku dan Ardian kayak lagi main game show deh. Ardian melanjutkan, “kak…i…cha…nga…jak…ke…te…mu…an…di…resto…mu….da…mu…di…”
“jam?” Aku menunjuk jamku.
Ardian menunjukkan tujuh dari sepuluh jarinya. Aku tersenyum dan mengangguk. Bis yang kutunggu datang, aku lalu masuk, dan duduk. Membuka jendela dan melambaikan tangan kearah Ardian di seberang. Aku memandangnya sampai bayangan Ardian tak tampak di mataku. Aku duduk sambil tersenyum.
DRRT DRRT
Handphoneku bergetar. Ada sms
“Aduh,aku bodoh banget. Kenapa gak sms aja tadi,malah ngobrol kayak orang bego di tengah jalan =p”
Itulah bunyi sms Ardian. Eh, kok dia bisa tau nomor hapeku yah?
Besoknya setengah jam dari waktu janjian aku sudah dateng aja ke tempat yang dimaksdukan Ardian. Dengan baju seadanya (maklum lagi sibuk-sibuknya mondar mandir ke penerbitan) aku mulai melangkah masuk. Waktu masuk resto seorang pelayan menghampiriku dan bertanya, “Mbak Aida yah?” Aku mengangguk, “Mari saya antarkan”
Aku diajak oleh si mbak ke ruangan gede yang kayaknya udah direserve. Waduh, pesta gede-gedean nih kak Icha. Sampe-sampe ngereserved tempat segala. Aku masuk dan nemuin seorang cowok duduk sendirian di meja yang kayaknya Cuma cukup buat dua orang. Aku lalu duduk di depan Ardian dan memandang ke sekeliling.
Sambil melepas tas selempang kesayanganku aku bertanya, “Kak Icha sama yang lain kemana?”
“Oh, mereka mendadak kena diare”
“hah! Kalo gitu ayo kita jenguk. Masa’ temen sakit kita enak-enakkan makan di sini.” Aku bangkit dari tempat duduk.
“Mereka udah sembuh kok. Cuma buat pemulihan, kata dokter mereka dilarang makan-makanan selain yang terbuat dari daun jambu biji’
“Apa!’ aku heran, “Berarti mereka jadi kambing dong seharian makan daun”
Ardian berdehem, “Sebenernya aku ada keperluan sama kamu Ai.”
“Perlu buat?”
“Aku mau nembak cewek. Dan aku butuh seorang sukarela buat nilai proses penembakan aku ntar.”
Aku tertunduk lemas, dan manyun, “Siapa cewek itu?” Tanyaku sambil melintir-melintir daun di vas.
“Mytha?” Aku menebak,Ardian tersenyum ,”ternyata gossip itu bener”
“Wah,kau tau juga soal gossip”
“Jelaslah aku ini kan RISE-up  sejati.” Aku marah-marah.
Ardian berjalan ke sudut ruangan, dan mengambil gitar. Dia lalu memberikan gitar itu kepadaku. dia lalu memintaku untuk memetik gitar itu dan memainkan kunci-kunci di lagu gadisku dalam versi slow.
“Kenapa?” Tanyanya waktu ngeliat ekspresiku, “Kau gak mau? Nanti aku beliin es krim deh!”
Bukan masalah es krimnya, tapi masalahnya kau nembak seorang cewek dan aku jadi bahan percobaannya. Aku mainin gitar buat cewek yang sudah merebut cowok yang aku idam-idamkan. Aku mulai memetik gitar dengan wajah sedih dan  Ardian mulai bernyanyi sambil mesem-mesem sendiri memandangku yang terus manyun kayak bebek. Setelah selesai bernyanyi, dia melihat handphonenya.
“Wah,dia sudah datang”
“Apa! Kau mau nembak dia sekarang, disini”Aku terbelalak. Mental aku gak siap. Rasanya aku mau pingsan di tempat.
“Iya”Jawab  Ardian santai. “Itu dia”  Ardian menunjuk seseorang di belakangku. Waktu aku mau menoleh, dia mencubit pipiku.
“Eits, gak boleh. Dia malu kalo kamu liatin” Ucap  Ardian. Dia lalu menyuruhku berdiri. Kami lalu berjalan berhadapan. 7 langkah berjalan, kami berhenti. Dia menyuruhku memejamkan mata sebelum aku berbalik. lalu saat aku membuka mata aku menemukan bayanganku terpantul di sebuah cermin. Aku menghela napas panjang.
“Kau dan teman-temanmu sangat suka menggodaku yah” Aku berbalik dan mendapati Ardian sudah bersujud di depanku dengan setangkai mawar putih. aku berkacak pinggang melihatnya.
“ Aida,Ana Uhibbuki, aku galak samo kau, aku tresno karo kowe, I Love You, aku cinta kamu. aku sudah suka kamu sejak kita pertama bertemu, aku sangat suka dengan semua yang ada padamu. Senyummu, caramu tertawa, sikap cerobohmu, saat kau marah dan ngambek, masakanmu, semuanya.  da maukah kau menerima cintaku dan mawar ini sebagai tanda bahwa kau juga mempunyai perasaan yang sama denganku.”
Aku memasukkan tanganku ke dalam kantong jaketku,”Apa kau tidak salah menyukai cewek kayak aku. Kau akan menyesal nanti” ucapku.
“Aku lebih akan sangat menyesal, kalo tidak mengungkapkan perasaanku dan tau isi hatimu  Da.”
Aku menundukkan  badan dan menggosok kepala ardian membuat poninya yang selalu rapi jadi berantakan.
“Seharusnya kau bilang dulu mau menembakku hari ini supaya aku bisa dandan yang lebih baik dari ini.”
 Ardian menatapku bingung,”BODOH!” ledekku, “Bahkan kalo kau langsung bawa lari aku ke KUA aku enggak akan nolak” Ucapku sambil tersenyum dan mengambil bunga mawar dari tangannya.  Ardian berdiri.
“Jadi?”
“Jadi apa?” Aku pura-pura bego.  Ardian langsung memelukku,dan mencium keningku.
“you’re be the last forever honey” Bisik  Ardian. Aku mendekapnya erat.
Kalian tau, Dia selalu pengen ngajakin aku ngobrol tapi keduluan terus sama Kenzie. Selama mereka keluar kota,  Ardian jugalah yang paling suka cerita tentang aku sama personil lain. Dia yang nyuruh Reza pura-pura minta buatin kue ke aku Cuma supaya bisa ngeliatin aku terus seharian. So sweet. Ternyata Ardian udah lama suka sama aku.
“ Da,sebenernya aku sudah lama tau kalo kamu suka sama aku” Gumam  Ardian, yang aku tanggapi dengan wajah bingung.”Waktu kamu tidur di taxi itu loh, kata Kenzie, kamu ngigau “ Ardian aku suka kamu.” begitu”  Ardian menirukan gaya ngigauku. Aku mangap, dasar  Aida